Ludwig Mies van der Rohe
Nama
Lengkap : Ludwig
Mies van der Rohe
Alias : No Alias
Profesi : Arsitek
Tempat
Lahir : Aachen,
Jerman
Tanggal
Lahir : Sabtu,
27 Maret 1886
Zodiac : Aries
BIOGRAFI
Ludwig
Mies van der Rohe [RIP],
arsitek kenamaan keturunan Jerman-Amerika ini akrab dengan sapaan singkat,
Mies. Dikenal dunia sebagai salah satu pakar dan pelopor arsiktektur modern
bersama Le Corbusier, Alvar Aalto, dan Frank Lloyd Wright, Mies lahir di kota
Aachen, Jerman (saat itu disebut Kerajaan Prusia) pada 1886.
Mies bekerja pada toko ayahnya, seorang pengusaha pahatan batu, sebelum ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang arsitek dan bergabung dengan studio Peter Behrens pada 1908. Behrens sendiri dikenal sebagai seorang perintis aliran modern dan Mies mengembangkan pendekatan arsitektural yang mempertemukan berbagai teknik struktur bangunan. Secara estetis, Mies tertarik dengan gaya bangunan Rusia dan neo-plastisisme Dutch De Stijl. Gaya arsitektural Mies lebih tepat digambarkan melalui konsepnya, 'less is more (kurang berarti lebih)' dan 'God is in design (Ada Tuhan dalam tiap rancangan)'.
Dalam sejarah arsitektur dan penataan lanskap, nama Mies van der Rohe diabadikan dalam rancangan Paviliun Nasional Jerman, gedung Barcelona International Exhibition di Montju pada 1929. Desain Mies yang dikenal dengan nama singkat Barcelona Pavilion tersebut memiliki komposisi paving, dinding, atap, air, dan vegetasi yang sempurna.
Jika dibandingkan dengan kegagalan sejumlah proyek para arsitek modern lainnya, rancangan van der Rohe memang memiliki banyak kelebihan dalam hal penggunaan bahan bangunan dan komposisinya seperti kaca, baja, air, vegetasi, serta bebatuan yang indah termasuk marmer dan travertine.
Arsitek penerima salah satu penghargaan paling tinggi, Order Pour le Mérite pada 1959 ini juga memiliki ambisi untuk menciptakan bahasa arsitektural baru yang tepat digunakan sebagai representasi era baru teknologi dan produksi. Mies menengarai munculnya kebutuhan baru bidang arsitektur terkait kelarasan ekspresi dan zamannya sendiri, persis sebagaimana arsitektur jaman Gothik yang lekat dengan kesan atau pesan spiritualisme pada zaman masa tersebut.
Dan bagi arsitek yang juga menerima Medali Emas dari Persatuan Arsitek Dunia (AIA) ini tujuan spiritualisme pada jamannya berarti menerapkan prinsip disiplin desain berbasis eksplorasi nalar. Karenanya, Mies percaya bahwa konfigurasi dan pengaturan setiap apapun elemen arsitektural, apatah karakter ruang terbuka atau tertutup, wajib memberikan manfaat untuk membangun keterpaduan ekspresi.
Tak heran bahwa dalam tiap aspek arsitektur van der Rohe, mulai konsep umum hingga pun detail terkecil, semuanya 'berbicara' sebagai kesatuan ekspresi era modern yang khas. Tak heran juga jika kedalaman makna yang disampaikan melalui berbagai rancangan dan kualitas estetis tersebut memikat dan memberi inspirasi banyak filsuf kontemporer serta pemikir modern untuk menjelajah dan merumuskan berbagai spekulasi terkait karya arsitektur Ludwig Mies van der Rohe.
Yang paling menarik dari sisi kehidupan perancang bangun yang berhasil memukau dunia dengan berbagai desain struktur dan gedung cantik ini justru tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, Mies dan karya arsitekturalnya adalah bukti nyata bahwa belajar tidak sama dengan sekolah, karenanya pengajar tidak selalu sama dengan guru: pengalaman adalah pendidikan terbaik.
Riset dan analisis: Fidelia Fitri - Mochamad Nasrul Chotib
Mies bekerja pada toko ayahnya, seorang pengusaha pahatan batu, sebelum ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang arsitek dan bergabung dengan studio Peter Behrens pada 1908. Behrens sendiri dikenal sebagai seorang perintis aliran modern dan Mies mengembangkan pendekatan arsitektural yang mempertemukan berbagai teknik struktur bangunan. Secara estetis, Mies tertarik dengan gaya bangunan Rusia dan neo-plastisisme Dutch De Stijl. Gaya arsitektural Mies lebih tepat digambarkan melalui konsepnya, 'less is more (kurang berarti lebih)' dan 'God is in design (Ada Tuhan dalam tiap rancangan)'.
Dalam sejarah arsitektur dan penataan lanskap, nama Mies van der Rohe diabadikan dalam rancangan Paviliun Nasional Jerman, gedung Barcelona International Exhibition di Montju pada 1929. Desain Mies yang dikenal dengan nama singkat Barcelona Pavilion tersebut memiliki komposisi paving, dinding, atap, air, dan vegetasi yang sempurna.
Jika dibandingkan dengan kegagalan sejumlah proyek para arsitek modern lainnya, rancangan van der Rohe memang memiliki banyak kelebihan dalam hal penggunaan bahan bangunan dan komposisinya seperti kaca, baja, air, vegetasi, serta bebatuan yang indah termasuk marmer dan travertine.
Arsitek penerima salah satu penghargaan paling tinggi, Order Pour le Mérite pada 1959 ini juga memiliki ambisi untuk menciptakan bahasa arsitektural baru yang tepat digunakan sebagai representasi era baru teknologi dan produksi. Mies menengarai munculnya kebutuhan baru bidang arsitektur terkait kelarasan ekspresi dan zamannya sendiri, persis sebagaimana arsitektur jaman Gothik yang lekat dengan kesan atau pesan spiritualisme pada zaman masa tersebut.
Dan bagi arsitek yang juga menerima Medali Emas dari Persatuan Arsitek Dunia (AIA) ini tujuan spiritualisme pada jamannya berarti menerapkan prinsip disiplin desain berbasis eksplorasi nalar. Karenanya, Mies percaya bahwa konfigurasi dan pengaturan setiap apapun elemen arsitektural, apatah karakter ruang terbuka atau tertutup, wajib memberikan manfaat untuk membangun keterpaduan ekspresi.
Tak heran bahwa dalam tiap aspek arsitektur van der Rohe, mulai konsep umum hingga pun detail terkecil, semuanya 'berbicara' sebagai kesatuan ekspresi era modern yang khas. Tak heran juga jika kedalaman makna yang disampaikan melalui berbagai rancangan dan kualitas estetis tersebut memikat dan memberi inspirasi banyak filsuf kontemporer serta pemikir modern untuk menjelajah dan merumuskan berbagai spekulasi terkait karya arsitektur Ludwig Mies van der Rohe.
Yang paling menarik dari sisi kehidupan perancang bangun yang berhasil memukau dunia dengan berbagai desain struktur dan gedung cantik ini justru tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, Mies dan karya arsitekturalnya adalah bukti nyata bahwa belajar tidak sama dengan sekolah, karenanya pengajar tidak selalu sama dengan guru: pengalaman adalah pendidikan terbaik.
Riset dan analisis: Fidelia Fitri - Mochamad Nasrul Chotib
KARIR
·
Arsitek
PENGHARGAAN
·
Order Pour le Mérite (1959)
·
Royal Gold Medal (1959)
·
AIA Gold Medal (1960)
·
Presidential Medal of Freedom (1963)
Teori dan prinsip-prinsip Arsitektur Ludwig
Mies Van Der Rohe
·
Mies menganut falsafah
Rasionalisme dan arsitektur modern
·
solusi bangunan harus memungkinkan untuk gelar optimal
dari fleksibilitas untuk mengakomodasi kebutuhan ekonomi sering untuk merevisi
pengaturan ruang hidup dan bekerja.
·
bekerja dalam tiga jenis bangunan trabeated: rendah-naik
kerangka bangunan frame, bangunan bertingkat tinggi kerangka frame, dan satu
lantai jelas-span bangunan
·
mengekspresikan skala dalam hal kategori keseluruhan
penggunaan atau memperhitungkan besarnya bangunan
·
desain yang diasah untuk kesempurnaan yang lebih besar
dalam setiap bangunan berturut-turut oleh perbaikan halus dalam proporsi dan
merinci bukan oleh perubahan radikal dalam ekspresi keseluruhan
·
interaksi
kritis antara bangunan, konstruksi fungsi dan struktur, yang merupakan jantung
dari arsitektur, sering menyentuh ekspresi puitis yang benar.
·
Dia percaya arsitektur menjadi proses sejarah, dan bahwa
dalam arsitek konsekuensi harus mengakui hubungan antara fakta-fakta signifikan
dari zaman mereka sendiri dan ide-ide yang mampu membimbing fakta-fakta dalam
arah bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya
Referensi:
F. Schulze. Mies van der Rohe: A Critical Biography (London,
1986)
J. Zukowsky, ed.. Mies Reconsidered: His Career, Legacy and
Disciples (New York, 1986)
E. S. Hochman, ed.. Architects of Fortune: Mies van der Rohe and
the Third Reich (New York, 1989)
F. Schulze, ed.. Mies van der Rohe: Critical Essays (New York,
1989)
0 komentar:
Posting Komentar